Friday, February 28, 2014

Kopi Nusantara

Sudah lama sekali aku ngga nulis di blog ini. Terakhir menulis, tertanggal bulan Desember 2011. Kalo Desember 2013 dianggep dua tahun, maka saat ini sudah dua bulan lebih ngga nulis. Mungkin karena ide buntu atau apa, tapi selama dua tahun dua bulan aku lebih menyibukkan diriku mengerjakan banyak pekerjaan rumah.

Saat ini aku mulai tertarik dunia lain. Ya dunia lain yang dahulu kala ngga tertarik, ternyata sekarang menarik. Dunia lain itu adalah dunia perkopian. Perkopian yang selama ini saya anggap ngga menarik ternyata menarik. Mulai dari sisi kopinya, hingga pemrosesan , sampai dengan seduhannya. Tidak kalah menariknya adalah jaringan yang bisa terbentuk karenanya.

Dengan kasih sayang, petani kopi menanam kopi dan memeliharanya, seperti memelihara anak sendiri. Oh, ya, pasti diantara kalian ngga ngeh ya ama jenis kopi. Pasti yang kalian anggap  kopi yang sebenar-benar kopi adalah kopi dalam kemasan yang bisa langsung diseduh, dikemas dalam kemasan yang menarik dan dibawa kemana aja. Itu ngga salah, tapi pasti kalian akan ditertawakan ketika mengunjungi rumah kopi yang menyajikan kopi arabika Nusantara yang diseduh dengan perlakuan khusus.

Mandhailing, Gayo, Toraja dan masih banyak lagi geographical indicated coffee atau kopi berindikasi geografis. Kopi berindikasi geografis adalah kopi yang memiliki label darimana kopi tersebut ditanam dan diolah. Kopi Mandhailing misalnya, ditanam dan diolah di daerah Mandhailing serta memiliki karakteristik kopi Mandhailing. So pasti, karakteristik kopi Mandhailing berasal dari sifat tanah, iklim setempat serta agregasi dari semua kondisi di wilayah Mandhailing.

Kopi indikasi geografis ini oleh Asosiasi Kopi Spesialti Amerika (Specialty Coffee Association of America/SCAA) disebut sebagai salah satu kopi spesialti berdasarkan asal/origin dari kopi tersebut. Mengapa aku sebut salah satu dari sekian jenis kopi spesialti ? Karena terdapat beberapa jenis kopi spesialti lain, misal kopi organik.

No comments:

Post a Comment