Sudah lama sekali aku ngga nulis di blog
ini. Terakhir menulis, tertanggal bulan Desember 2011. Kalo Desember
2013 dianggep dua tahun, maka saat ini sudah dua bulan lebih ngga nulis.
Mungkin karena ide buntu atau apa, tapi selama dua tahun dua bulan aku
lebih menyibukkan diriku mengerjakan banyak pekerjaan rumah.
Saat
ini aku mulai tertarik dunia lain. Ya dunia lain yang dahulu kala ngga
tertarik, ternyata sekarang menarik. Dunia lain itu adalah dunia
perkopian. Perkopian yang selama ini saya anggap ngga menarik ternyata
menarik. Mulai dari sisi kopinya, hingga pemrosesan , sampai dengan
seduhannya. Tidak kalah menariknya adalah jaringan yang bisa terbentuk
karenanya.
Dengan
kasih sayang, petani kopi menanam kopi dan memeliharanya, seperti
memelihara anak sendiri. Oh, ya, pasti diantara kalian ngga ngeh ya ama
jenis kopi. Pasti yang kalian anggap kopi yang sebenar-benar kopi
adalah kopi dalam kemasan yang bisa langsung diseduh, dikemas dalam
kemasan yang menarik dan dibawa kemana aja. Itu ngga salah, tapi pasti
kalian akan ditertawakan ketika mengunjungi rumah kopi yang menyajikan
kopi arabika Nusantara yang diseduh dengan perlakuan khusus.
Mandhailing,
Gayo, Toraja dan masih banyak lagi geographical indicated coffee atau
kopi berindikasi geografis. Kopi berindikasi geografis adalah kopi yang
memiliki label darimana kopi tersebut ditanam dan diolah. Kopi
Mandhailing misalnya, ditanam dan diolah di daerah Mandhailing serta
memiliki karakteristik kopi Mandhailing. So pasti, karakteristik kopi
Mandhailing berasal dari sifat tanah, iklim setempat serta agregasi dari
semua kondisi di wilayah Mandhailing.
No comments:
Post a Comment